Indonesia-Malaysia Teken Kerjasama Pengembangan Industri Pertahanan

Kuala Lumpur - Indonesia dan Malaysia mempelopori kerjasama negara-negara ASEAN dalam pengembangan industri pertahanan. Kerjasama tersebut ditunjukkan dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Pindad Indonesia dengan SME Ordnance Sdn Bhd dari Malaysia.

Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro mengatakan, kesepakatan kerjasama di antara kedua negara melalui penandatangan MoU tersebut sebagai simbol spirit negara-negara ASEAN dalam mengembangkan industri pertahanan, khususnya antara Indonesia dan Malaysia.

"Dengan penandantangan ini, negara-negara ASEAN, terutama Indonesia dan Malaysia dapat membangun industri pertahanan yang baik dan bisa saling melengkapi keperluan pertahanan keamanan masing-masing negara," ujar Purnomo usai penandatanganan MoU di sela-sela 12th Defence Services Asia Exhibition and Conference, di Gedung Putra World Trade Centre (PWTC), Kuala Lumpur, Kamis (22/4/2010).

Selain Purnomo, penadantangan MoU tersebut disaksikan juga oleh Menteri Negara BUMN Mustafa Abu Bakar dan Duta Besar RI untuk Malaysia Dai Bachtiar. Sedangkan dari Malaysia, disaksikan oleh Perdana Menteri Malaysia Mohd Najib bin Tun Abdul Razak dan Menteri Pertahanan Malaysia Zahid Hamidi.

Presiden Direktur PT Pindad Indonesia, Adik Avianto Soedarsono mengatakan, pihaknya sedang terus melakukan perbincangan mengenai rencana pembelian 32 unit Panser jenis APC (Armoured Personal Carrier) 6x6 buatan PT Pindad oleh Malaysia. Jika rencana pembelian tersebut terwujud, dia menambahkan, maka menambah jumlah pemesanan Panser kepada PT Pindad yang sebelumnya telah ada pemesanan 154 unit dari dalam negeri.

"Saat ini ada pembicaraan potensi pembelian 32 unit Panser Pindad oleh Malaysia, tinggal menyelesaikan sedikit saja masalah teknis. Harga Panser Pindad 25 persen lebih murah dibandingkan dengan kompetitor lain," ungkapnya.

Sementara Meneg BUMN Mustafa Abu Bakar menmbahkan, pemerintah RI sedang menjajaki kemungkinan melakukan sistem barter komoditas antara produk pertahanan unggulan Indonesia dengan produk unggulan Malaysia.

"Salah satu yang dijajaki sekarang ini adalah kemungkinan untuk barter komoditas, apa yang kuat di Indonesia dan apa yang kuat di Malaysia," kata Mustafa.

Sementara itu, Direktur Eksekutif SME Ordnance Sdn Bhd, Ahmad Johan menambahkan, kerjasama industri pertahanan Indonesia-Malaysia diharapkan dapat meningkatkan produksi alutsista masing-masing negara.

"Jadi apa yang diproduksi Indonesia, Malaysia baiknya tidak perlu buat. Begitu sebaliknya," tuturnya.

Usai penandatanganan, Purnomo memberikan prototype Panser APC 6x6 yang digunakan pasukan TNI di Libanon dan senjata api jenis SS2-V1 dan SS2-V5 buatan PT Pindad yang sudah dikembangkan Indonesia sejak 20 tahun lalu kepada Najib Razak. Penyerahan prototype senjata tersebut dalam rangka memperkokoh hubungan kementerian pertahanan kedua negara.

(rmd/irw)

Comments

Popular posts from this blog

Kolonel Mat Ali Meninggal Dunia Ketika Lari Uji Kenaikan Pangkat

Kelanjutan Kasus KH Zainuddin MZ dan Aida Saskia

Hujan Meteor Oktober, November, Desember 2010