Pengumuman Kelulusan SMA 2010
Pengumuman Kelulusan SMA akan diumukan hari ini Senin 26 April 2010. Untuk teman teman SMA ini adalah saat yang menentukan setelah hampir menunggu kurang lebih 1 bulan, hari hasil UN untuk tingkat SMA, MA dan SMK diumumkan.
Tinggi dan rendahnya nilai Hasil Ujian Nasional 2010 yang telah dilakukan para siswa, bukan sebuah jaminan bahwa siswa tersebut punya kemampuan dan kredibilitas seperti yang tertulis dalam bentuk jumlah nilai.
Mutu pendidikan di tingkat sekolah menengah atas sederajat (SMA/MA/SMK) di Jawa Timur tahun ajaran 2009-2010 menunjukkan grafik naik. Gambaran itu tercermin dari persentase kelulusan siswa SMA sederajat di Jatim tahun ini yang lebih baik dari sebelumnya. Terdapat penurunan jumlah siswa yang harus melakukan ujian nasional (unas) ulangan.
Jumlah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) yang harus mengulang berkurang satu persen lebih. Pada tahun ajaran sebelumnya, dari 206.160 siswa SMA/MA, jumlah yang tidak lulus mencapai 9.223 siswa atau mencapai 4,47 persen. Nah, pada tahun ini, persentase siswa yang mengulang hanya 3,17 persen.
Padahal, jumlah siswa SMA/MA pada tahun ajaran 2009/2010 lebih banyak, yakni 206.595 siswa. Dari jumlah tersebut yang harus melakukan ujian ulangan 6.555 siswa. "Untuk SMA/MA tahun ini tingkat kelulusannya memang jauh lebih baik. Ini sesuai dengan komitmen kami selama untuk agar kualitas pendidikan Jatim lebih baik," ujar Suwanto, kepala dinas pendidikan Jawa Timur, kemarin. ''Pengumuman kelulusan paling lambat 26 April. Mekanisme pengumuman diserahkan ke sekolah di daerah masing-masing,'' lanjutnya.
Sayang, penurunan di SMA/MA, tidak dibarengi dengan penurunan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Untuk SMK jumlah persentasi siswa yang harus mengulang justru lebih tinggi dari jumlah siswa yang tidak lulus pada tahun lalu. Pada tahun lalu, siswa SMK yang tidak lulus hanya 6.174 atau 5,48 persen. Untuk tahun ini jumlah siswa SMK yang harus mengulang mencapai 9.782 siswa atau 7,07 persen.
Namun, ada perbedaan jumlah siswa yang cukup signifikan antara tahun lalu dengan tahun ini. Pada masa ajaran tahun sebelumnya, jumlah peserta ujian nasional adalah 112.562, pada tahun ini terdapat 138.313 siswa. "Ini memang menjadi pekerjaan rumah untuk teman-teman SMK.," kata Suwanto.
"Namun, kami yakin jumlah siswa yang lulus akan lebih tinggi. Sebab, masih ada kesempatan untuk mengulang bagi siswa yang tidak berhasil di ujian nasional utama dan susulan," imbuhnya.
Para siswa yang gagal di ujian nasional utama dan susulan, memang masih bisa mengikuti ujian ulangan. Ujian ulangan akan dilaksanakan pada 10-14 Mei mendatang. "Kami mengimbau kepada sekolah untuk melakukan pembimbingan lebih intensif. Kami harap para siswa juga tidak kecil hati. Kami yakin mereka bisa memperbaiki nilainya," tutur Suwanto.
Karena itu, Suwanto pun lebih yakin bahwa tingkat kelulusan di Jatim bakal lebih baik. Apalagi, menurut Suwanto, pada tahun ini tidak ada sekolah tingkat SMA di Jatim yang harus melakukan ujian pengganti. Hal itu jelas berbeda dengan tahun lalu.
Di mana, pada tahun lalu wajah pendidikan Jatim tercoreng dengan adanya ujian pengganti yang harus dilakukan oleh dua sekolah di Jatim. Dua SMA tersebut adalah SMA 1 Wungi, Madiun dan SMA 2 Ngawi. Dua SMA tersebut harus melakukan ujian pengganti karena di dua SMA tersebut ditemukan kecurangan secara sistematik.
Di sisi lain, status sekolah-sekolah dengan nilai kelulusan terbaik kembali didapatkan sekolah daerah. Jika tahun lalu, Gresik menjadi yang terbaik, tahun ini SMA di Sidoarjo dan SMA di Tuban yang berada di ranking teratas.
SMA Negeri 2 Sidoarjo menempati rangking teratas untuk jurusan IPA dengan total nilai 54,42. Untuk jurusan IPS, SMA Negeri 1 Krian, Sidoarjo menjadi yang terbaik dengan total nilai 51,86. Sedang, MA Islamiyah Tuban menduduki rangking tertinggi untuk jurusan bahasa dengan nilai total 50,22.
Untuk SMK, SMK Bina Farma Madiun berada di tempat teratas dengan nilai 42,58. "Pada hakekatnya hasil ini merupakan cerminan keberhasilan semua komponen. Seperti orang tua, masyarakat, sekolah, guru, dan dinas pendidikan Sidoarjo. Kami jelas bangga dengan hasil ini, tapi kami juga tertantang untuk lebih baik lagi," sebut Agoes Boedi Tjahjono, kepala dinas pendidikan Sidoarjo.
Sementara itu, untuk siswa dengan nilai tertinggi jurusan IPA ditempati Muhammad Wildan Rabbani Kurniawan. Siswa SMA Negeri 1 Gresik tersebut nilai ujiannya 57,20. Di jurusan IPS, siswa SMA Negeri 1 Jember, Dina Bakti Pertiwi yang nilai ujiannya paling tinggi yakni 54,75.
Untuk jurusan bahasa, Zainur Rahman dari SMA Negeri 2 Nganjuk menjadi yang terbaik dengan nilai ujian 53,20. Di tingkat SMK, siswa SMK Negeri 2 Bangil, Pasuruan Achmad Faiz Bazar menempati rangking pertama dengan nilai 46,55.
Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal menegaskan tingkat kelulusan untuk tahun 2010 mengalami penurunan sekitar 5 persen.
"Tingkat kelulusan tahun ini 90 persen, 10 persen tidak lulus, ada penurunan sedikit dibanding tahun kemarin yang mencapai 95 persen untuk seluruh wilayah Indonesia," ujar Wakil Mendiknas Fasli Jalal saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (24/4/2010).
Menurut Fasli, penyebab dari turunnya prosentasi tingkat kelulusan di Indonesia dikarenakan adanya penurunan akhlak dan budi pekerti. Banyaknya soal-soal bocor dan tingkat kejujuran siswa rendah yang muncul saat pelaksanaan, menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya angka kelulusan.
Meskipun begitu, lanjut Fasli pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional akan terus melakukan proses evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan ujian nasional tahun 2010.
"Kita inginkan tingkat kejujuran di atas segala-galanya, walaupun tahun ini masih banyak ditemukan soal-soal bocor, tapi kita sudah perbaiki dengan benar," jelasnya.
Pengumuman ujian nasional untuk tingkat Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah akan diumumkan pada Senin (26/4/2010) lusa secara serentak di seluruh wilayah Indonesia.
Tinggi dan rendahnya nilai Hasil Ujian Nasional 2010 yang telah dilakukan para siswa, bukan sebuah jaminan bahwa siswa tersebut punya kemampuan dan kredibilitas seperti yang tertulis dalam bentuk jumlah nilai.
Mutu pendidikan di tingkat sekolah menengah atas sederajat (SMA/MA/SMK) di Jawa Timur tahun ajaran 2009-2010 menunjukkan grafik naik. Gambaran itu tercermin dari persentase kelulusan siswa SMA sederajat di Jatim tahun ini yang lebih baik dari sebelumnya. Terdapat penurunan jumlah siswa yang harus melakukan ujian nasional (unas) ulangan.
Jumlah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) yang harus mengulang berkurang satu persen lebih. Pada tahun ajaran sebelumnya, dari 206.160 siswa SMA/MA, jumlah yang tidak lulus mencapai 9.223 siswa atau mencapai 4,47 persen. Nah, pada tahun ini, persentase siswa yang mengulang hanya 3,17 persen.
Padahal, jumlah siswa SMA/MA pada tahun ajaran 2009/2010 lebih banyak, yakni 206.595 siswa. Dari jumlah tersebut yang harus melakukan ujian ulangan 6.555 siswa. "Untuk SMA/MA tahun ini tingkat kelulusannya memang jauh lebih baik. Ini sesuai dengan komitmen kami selama untuk agar kualitas pendidikan Jatim lebih baik," ujar Suwanto, kepala dinas pendidikan Jawa Timur, kemarin. ''Pengumuman kelulusan paling lambat 26 April. Mekanisme pengumuman diserahkan ke sekolah di daerah masing-masing,'' lanjutnya.
Sayang, penurunan di SMA/MA, tidak dibarengi dengan penurunan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Untuk SMK jumlah persentasi siswa yang harus mengulang justru lebih tinggi dari jumlah siswa yang tidak lulus pada tahun lalu. Pada tahun lalu, siswa SMK yang tidak lulus hanya 6.174 atau 5,48 persen. Untuk tahun ini jumlah siswa SMK yang harus mengulang mencapai 9.782 siswa atau 7,07 persen.
Namun, ada perbedaan jumlah siswa yang cukup signifikan antara tahun lalu dengan tahun ini. Pada masa ajaran tahun sebelumnya, jumlah peserta ujian nasional adalah 112.562, pada tahun ini terdapat 138.313 siswa. "Ini memang menjadi pekerjaan rumah untuk teman-teman SMK.," kata Suwanto.
"Namun, kami yakin jumlah siswa yang lulus akan lebih tinggi. Sebab, masih ada kesempatan untuk mengulang bagi siswa yang tidak berhasil di ujian nasional utama dan susulan," imbuhnya.
Para siswa yang gagal di ujian nasional utama dan susulan, memang masih bisa mengikuti ujian ulangan. Ujian ulangan akan dilaksanakan pada 10-14 Mei mendatang. "Kami mengimbau kepada sekolah untuk melakukan pembimbingan lebih intensif. Kami harap para siswa juga tidak kecil hati. Kami yakin mereka bisa memperbaiki nilainya," tutur Suwanto.
Karena itu, Suwanto pun lebih yakin bahwa tingkat kelulusan di Jatim bakal lebih baik. Apalagi, menurut Suwanto, pada tahun ini tidak ada sekolah tingkat SMA di Jatim yang harus melakukan ujian pengganti. Hal itu jelas berbeda dengan tahun lalu.
Di mana, pada tahun lalu wajah pendidikan Jatim tercoreng dengan adanya ujian pengganti yang harus dilakukan oleh dua sekolah di Jatim. Dua SMA tersebut adalah SMA 1 Wungi, Madiun dan SMA 2 Ngawi. Dua SMA tersebut harus melakukan ujian pengganti karena di dua SMA tersebut ditemukan kecurangan secara sistematik.
Di sisi lain, status sekolah-sekolah dengan nilai kelulusan terbaik kembali didapatkan sekolah daerah. Jika tahun lalu, Gresik menjadi yang terbaik, tahun ini SMA di Sidoarjo dan SMA di Tuban yang berada di ranking teratas.
SMA Negeri 2 Sidoarjo menempati rangking teratas untuk jurusan IPA dengan total nilai 54,42. Untuk jurusan IPS, SMA Negeri 1 Krian, Sidoarjo menjadi yang terbaik dengan total nilai 51,86. Sedang, MA Islamiyah Tuban menduduki rangking tertinggi untuk jurusan bahasa dengan nilai total 50,22.
Untuk SMK, SMK Bina Farma Madiun berada di tempat teratas dengan nilai 42,58. "Pada hakekatnya hasil ini merupakan cerminan keberhasilan semua komponen. Seperti orang tua, masyarakat, sekolah, guru, dan dinas pendidikan Sidoarjo. Kami jelas bangga dengan hasil ini, tapi kami juga tertantang untuk lebih baik lagi," sebut Agoes Boedi Tjahjono, kepala dinas pendidikan Sidoarjo.
Sementara itu, untuk siswa dengan nilai tertinggi jurusan IPA ditempati Muhammad Wildan Rabbani Kurniawan. Siswa SMA Negeri 1 Gresik tersebut nilai ujiannya 57,20. Di jurusan IPS, siswa SMA Negeri 1 Jember, Dina Bakti Pertiwi yang nilai ujiannya paling tinggi yakni 54,75.
Untuk jurusan bahasa, Zainur Rahman dari SMA Negeri 2 Nganjuk menjadi yang terbaik dengan nilai ujian 53,20. Di tingkat SMK, siswa SMK Negeri 2 Bangil, Pasuruan Achmad Faiz Bazar menempati rangking pertama dengan nilai 46,55.
Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal menegaskan tingkat kelulusan untuk tahun 2010 mengalami penurunan sekitar 5 persen.
"Tingkat kelulusan tahun ini 90 persen, 10 persen tidak lulus, ada penurunan sedikit dibanding tahun kemarin yang mencapai 95 persen untuk seluruh wilayah Indonesia," ujar Wakil Mendiknas Fasli Jalal saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (24/4/2010).
Menurut Fasli, penyebab dari turunnya prosentasi tingkat kelulusan di Indonesia dikarenakan adanya penurunan akhlak dan budi pekerti. Banyaknya soal-soal bocor dan tingkat kejujuran siswa rendah yang muncul saat pelaksanaan, menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya angka kelulusan.
Meskipun begitu, lanjut Fasli pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional akan terus melakukan proses evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan ujian nasional tahun 2010.
"Kita inginkan tingkat kejujuran di atas segala-galanya, walaupun tahun ini masih banyak ditemukan soal-soal bocor, tapi kita sudah perbaiki dengan benar," jelasnya.
Pengumuman ujian nasional untuk tingkat Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah akan diumumkan pada Senin (26/4/2010) lusa secara serentak di seluruh wilayah Indonesia.
Comments
Post a Comment